Edukasi Masyarakat tentang Kesehatan Reproduksi lewat Konser

Rabu, 04 Desember 2019 - 05:15 WIB
Edukasi Masyarakat tentang Kesehatan Reproduksi lewat Konser
Edukasi Masyarakat tentang Kesehatan Reproduksi lewat Konser
A A A
YOGYAKARTA - Mayoritas masyarakat Indonesia masih menganggap remeh atau bahkan tidak peduli terhadap isu kesehatan reproduksi. Bahkan, sebagian dari masyarakat seringkali berpikir bahwa hal tersebut tidak penting dan tidak berdampak bagi kehidupan, serta masih merupakan hal yang tabu dibicarakan.

Padahal, informasi mengenai kesehatan reproduksi merupakan hak setiap individu yang harus diperhatikan untuk menanggulangi berbagai risiko. Beberapa di antaranya kehamilan usia dini, pencegahan berbagai infeksi menular seksual, HIV-AIDS, hingga berujung pada pencegahan angka kematian ibu dan anak serta meningkatkan kualitas kesejahteraan.

Di Indonesia sendiri, perkawinan anak sebesar 37,91% tertinggi kedua di ASEAN, selain itu, 33,5% perempuan usia 15-19 tahun hamil di usia muda. Ditambah lagi, hanya 51,1% anak muda Indonesia yang memiliki pengetahuan komprehensif terhadap kesehatan reproduksi. Sementara itu, prevalensi HIV di Indonesia saat ini diperkirakan sebanyak 640 ribu jiwa, namun hanya 349 ribu jiwa yang terlapor.

Sebanyak 17,1% kasus HIV di Indonesia yang tercatat selama April-Juni 2019 merupakan anak muda berusia 15-24 tahun. Di sisi lain, ibu rumah tangga saat ini menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap infeksi HIV. Terlebih lagi, angka kematian ibu melahirkan di Indonesia terbilang masih tinggi yaitu 305 per 100 ribu kelahiran.

Melihat fenomena tersebut, DKT Indonesia sebagai organisasi kesehatan reproduksi dan keluarga melakukan pendekatan serta edukasi terhadap masyarakat terkait pentingnya kesehatan reproduksi. Bersama Didi Kempot dan Guyon Waton, DKT Indonesia mempersembahkan Konser #BeraniDekat di Yogyakarta. Ini sebagai salah satu bentuk edukasi yang dikemas dengan hiburan musikal, yang juga digelar bertepatan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia 2019, 1 Desember.

"Konser #BeraniDekat merupakan bentuk tanggung jawab kami untuk konsisten mengedukasi kalangan anak muda Indonesia. Didi Kempot dan Guyon Waton merupakan musisi lokal yang sangat digemari oleh anak muda saat ini. Untuk itu, dengan adanya konser #BeraniDekat kami berharap dapat merangkul anak muda Indonesia untuk bersama-sama sadar dan turut menjaga kesehatan reproduksinya," kata Head of Marketing DKT Indonesia, Ade Maharani saat acara Konser #BeraniDekat di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, akhir pekan kemarin.

Edukasi ini diharapkan dapat memastikan bahwa masyarakat Indonesia mengerti tentang pentingnya kesehatan reproduksi, memastikan bahwa masyarakat Indonesia paham akan risiko dan konsekuensi apabila kurangnya pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi. Selain itu, juga memastikan bahwa masyarakat Indonesia menganggap kontrasepsi sebagai sebuah alat kesehatan dasar yang berfungsi untuk melindungi mereka.

Pada kesempatan ini, DKT Indonesia juga turut memberikan apresiasi kepada kedua figur inspiratif lokal, yakni Bidan Ajeng Sulistyaningrum dan juga Puger Mulyono yang berdedikasi bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Bidan Ajeng memperjuangkan kesehatan ibu dan anak melalui edukasi KB bagi masyarakat di lereng Merapi. Bidan Ajeng tidak kenal lelah melayani masyarakat desa di sekitar Merapi yang terisolir karena ingin melihat anak-anak lereng Merapi tumbuh sehat dan mengurangi angka kematian ibu dan anak di wilayahnya.

"Kami melihat Bidan Ajeng sebagai salah satu tokoh inspiratif yang sejalan dengan kampanye DKT Indonesia untuk mengedukasi para perempuan muda agar memiliki perencanaan keluarga sedari dini. Melihat tingginya angka kematian ibu dan juga angka Infeksi HIV-AIDS pada ibu rumah tangga, sudah saatnya perempuan berani mengambil keputusan bagi dirinya sendiri atas hak-hak kesehatan reproduksi mereka," papar Ade Maharani.

Sementara, Puger Mulyono merupakan warga Surakarta yang memiliki profesi sebagai tukang parkir. Dia menyisihkan pendapatannya dan juga mendirikan yayasan lentera untuk merawat Anak Dengan HIV-AIDS (ADHA). Di saat orang lain memiliki stigma terhadap anak-anak tersebut, dia mengabdikan diri tanpa pamrih untuk anak-anak itu dan hingga membiayai pendidikannya.

"Menurut kami, kedua tokoh tersebut merupakan sosok pahlawan yang berani mendobrak stigma demi kesehatan masyarakat Indonesia," tandasnya.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5113 seconds (0.1#10.140)